Bagaimana Menyusui saat Berpuasa ?

Oleh : dr. Riza Sulfianna (Konselor Menyusui)

Editor : dr. Zuhrah Taufiqa, M. Biomed

Image result for ibu menyusui berpuasa

Alhamdulillah, hitungan hari lagi bulan Ramadhan segera tiba. Bulan yang penuh kemuliaan, keberkahan, dan pembelajaran. Bulan yang Allah khususkan untuk umat islam dimana ibadah berlipat ganda pahala. Tentu umat islam sangatlah gembira, tak terkecuali para ibu menyusui. Selama Ramadhan, umat islam wajib berpuasa tanpa makan dan minum lebih kurang 14 jam di Indonesia, bahkan di belahan dunia lain bisa berpuasa lebih lama.Ibu menyusui tentu sangat tertarik dengan segala keistimewaan bulan Ramadhan, dengan tetap ikut berpuasa penuh seperti umat islam yang lain.

Selama 14 jam berpuasa tanpa makan dan minum, tentu terjadi perubahan sistem metabolisme dan homeostasis tubuh kita. Tidak terkecuali ibu menyusui, dengan proses metabolisme yang lebih tinggi. Dalam kesehariannya, ibu menyusui butuh tambahan kalori 300-500 kkal perhari (setara 2x camilan sehat), sehingga total kalori yang dibutuhkan ibu menyusui sekitar 2500-2800 kkal perhari. Begitu juga dengan asupan cairan, ibu butuh 3,1-3,8 liter cairan perhari. Kesimpulannya, ibu menyusui butuh asupan kalori dari makanan dan asupan cairan lebih banyak.

Mitos yang sering kita dengar, ibu menyusui tidak boleh berpuasa karena mengakibatkan asi dingin sehingga bayi bisa mencret dan rewel. Benarkah begitu?

Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Rakicioglu et. al. (2006) terhadap ibu menyusui yang menjalankan puasa Ramadhan di Ankara, Turki terhadap bayi berumur 2-5 bulan. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa ibu menyusui yang berpuasa tidak mempengaruhi kuantitas atau jumlah asi ibu selama berpuasa, juga tidak terjadi perubahan komposisi makronutrien pada asi seperti karbohidrat, protein dan lemak pada asi. Akan tetapi, penelitian ini menyebutkan terjadinya perubahan pada komposisi mikronutrien pada asi seperti zinc ( zat besi ), potassium dan magnesium.

Pada penelitian lain disebutkan bahwa produksi ASI pada ibu yang menjalankan puasa Ramadhan tidak mengalami penurunan, kecuali bila ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi ditandai dengan rasa sangat haus, bibir kering, pusing, pandangan berkunang-kunang, sangat letih, jumlah BAK sangat sedikit, BAK sangat berbau dan berwarna kuning pekat atau seperti teh. Jika ibu jatuh dalam beberapa kondisi diatas maka, produksi Asi akan menurun karena tubuh mempertahankan cairan tubuh tetap stabil di organ penting seperti otak.

Seorang konselor laktasi internasional bernama Jophia Bok memberikan beberapa saran kepada ibu menyusui yang ingin berpuasa di bulan Ramadhan berdasarkan kelompok umur bayi yang disusui :

  1. Ibu menyusui dengan bayi berumur 0-6 bulan.

Pada usia ini bayi hanya minum asi saja, baik menyusu langsung atau minum asi perah. Bayi akan sering menyusu, bisa per 2-3 jam bayi minta asi. Meskipun kualitas asi ibu berpuasa tidak akan berubah,akan tetapi dalam kondisi ini ibu rentan merasa haus dan lapar karena tingginya permintaan menyusui dari bayi. Sehingga kondisi dehidrasi mudah terjadi pada ibu di kelompok ini, dehidrasi bisa membuat produksi asi menurun, bayi bisa tidak dapat cukup asi, bayi akan merasa lapar dan rewel. Jika ibu sudah dalam kondisi dehidrasi, segeralah berbuka, pemberian larutan gula garam atau oralit bisa segera mengganti cairan dan ion tubuh yang kurang.

  1. Ibu menyusui dengan bayi berumur 6-15 bulan.

Bayi di rentang usia ini sudah mulai makan mpasi, bahkan bayi berusia diatas 1 tahun sudah mulai makan menu keluarga. Sehingga ibu menyusui pada kelompok ini bisa melakukan puasa lebih mudah, seiring berkurangnya jadwal menyusui bayi.

  1. Ibu menyusui dengan bayi berumur 15-24 bulan.

Ibu menyusui pada kelompok ini sudah bisa berpuasa lebih lancar, karena bayi sudah makan menu keluarga, dimana kalori untuk pertumbuhan bayi lebih banyak didapatkan dari makanan dibandingkan asi.

Jadi bisakah ibu menyusui berpuasa? tentu bisa.

Berikut beberapa tips yang perlu ibu perhatikan jika ingin berpuasa Ramadhan dengan sehat dan asi tetap lancar :

  1. Tetap makan dan minum seperti keseharian ibu di luar Ramadhan, hanya pengalihan jadwal makan saja yang diperhatikan. Ibu menyusui butuh sekitar 2500 kkal perhari, bisa didapat dari 3x makan besar dan 2x camilan sehat. Atur waktu makan ini sebaik-baiknya antara waktu berbuka sampai sahur. Misalkan makan besar saat berbuka, 1,5 jam sebelum tidur dan sahur. Jangan lupa untuk tetap berpedoman pada nutrisi seimbang dengan komposisi 50% karbohidrat (25%)+ protein dan lemak (25%), 50% sayur dan buah. Perhatikan juga asupan cairan dengan rata-rata kebutuhan cairan 3,5 liter sehari, atur jadwal minum sebaik-baiknya, minum air putih hangat lebih dianjurkan. Hindari minuman dengan pemanis buatan, minuman bercarbonasi, dan yang mengandung kafein ( teh dan kopi).
  2. Pada saat berbuka biasakan berbuka dengan 3-4 kurma terlebih dahulu, selain menjalankan Sunnah Rasulullah SAW, mengkonsumsi kurma bisa menaikkan kadar gula darah dengan cepat, sehingga menghasilkan energi untuk tubuh juga lebih cepat. Tak hanya itu kurma juga bisa menjadi camilan sehat, 10 kurma ( 100 gram ) mengandung sekitar 300kkal.
  3. Kurangi makanan berbumbu tajam, gorengan dan lemak berminyak, karena makanan-makanan ini selain membuat pencernaan bekerja lebih berat, konsumsi cairan tubuh juga lebih banyak, sehingga ibu lebih cepat haus.
  4. Tidak masalah jika ibu ingin mengkonsumsi suplemen vitamin, walau sebenarnya dengan pola makan gizi seimbang kebutuhan makro dan mikronutrien tubuh sudah tercukupi. Pada ibu yang sudah terdiagnosis anemia kekurangan zat besi, tetap konsumsi suplemen zat besi.
  5. Lakukan pekerjaan rumah di malam hari atau di awal pagi hari, beristirahatlah saat tubuh sudah memberikan alarm lelah, jangan sampai ibu jatuh dalam kondisi dehidrasi, sehingga produksi asi menurun.
  6. Kurangi aktivitas di luar rumah. Jika ibu bekerja, jangan ambil pekerjaan lapangan selama Ramadhan, minta kompensasi untuk tetap bisa memerah asi dan beristirahat sejenak di siang hari.
  7. Perhatikan kondisi bayi, mungkin ibu bisa jadi tidak ada keluhan, tetapi ibu harus hati-hati jika BAK bayi mulai sedikit dan berbau, bayi rewel dan menangis terus karena lapar, hal ini bisa disebabkan karena bayi tidak mendapat cukup asi. Selain itu untuk bayi berumur 0-6 bulan, penimbangan berat badan bayi perlu dilakukan sekali seminggu bila ibu memutuskan untuk berpuasa full. Jika kenaikan berat badan minimal bayi tidak tercapai, dikhawatirkan bayi juga tidak memperoleh cukup asi. Kenaikan berat badan minimal bayi 0-3bulan 200-230gram per minggu, bayi 3-6 bulan 120-150 gram per minggu.
  8. Penurunan berat badan ibu juga bisa terjadi selama berpuasa. Penurunan berat badan dalam batas normal adalah 0,5-1 kg per minggu. Jika ibu masih dalam kondisi ini, tidak akan berpengaruh ke produksi asi.
  9. Tetap yakin dan percaya diri bisa menjalankan ibadah puasa, laksanakan ibadah dengan rileks, hati tenang dan senang, sehingga produksi asi tetap lancar.

Selamat Berpuasa bagi para Ibu Menyusui ^_^