Sharing Pendidikan di Negeri Sakura, Jepang
Siapa yang tidak kenal dengan Negara julukan matahari terbit? Ya, Jepang merupakan negara maju di berbagai bidang seperti ekonomi, politik serta teknologi. Dibalik semua keunggulan itu, terdapat faktor penting yang merupakan hal utama dalam menunjang sumber daya manusia Jepang yakni, pendidikan
Lalu, bagaimanakah sistem pendidikan di Jepang itu sendiri? Berikut hasil sharing seputar sistem pendidikan anak di negara Sakura ini bersama ibu DR. Yesi Elsandra yakni seorang tokoh perempuan inspiratif sekaligua penggagas Komunitas Penggiat ASI dan Makanan Pendamping ASI di Sumatera Barat, yang kebetulan saat ini tinggal di Jepang :
- Jepang menempatkan sistem pendidikan sebagai prioritas utama.
Setiap anak dalam sebuah keluarga akan didata secara sistematis oleh negara. Negara Jepang mendata anak-anak yang sudah diwajibkan untuk sekolah dengan cara mengirimkan surat atas nama si anak. Ini dilakukan agar memberikan rasa penghargaan terhadap si anak. Negara memberikan tanggungan pendidikan terhadap anak, dengan kata lain si anak merupakan tanggung jawab Negara. Tunjangan untuk pendidikan ini berhak diperoleh si anak dari sejak tingkat pendidikan kanak-kanak (TK) hingga sekolah menegah atas (SMA). Nah, sangat terlilhat keinginan setiap warga Negara yang ingin memberikan hak terbaik kepada anak dalam hal pendidikan.
- Sekolah anak ditentukan negara
Orang tua tidak perlu khawatir mencari sekolah, karena lokasi sekolah anak ditentukan secara sistematis berdasarkan lokasi yang terdekat dengan tempat tinggal. Artinya, orang tua tidak perlu pusing untuk memilih sekolah, karena mutu sekolah diseluruh penjuru Jepang setara.
Gedung Sebuah SD di Jepang
- Anak dilatih mandiri untuk pergi dan pulang sekolah.
Hanya pada hari pertama anak sekolah, diantar dan ditunggui oleh orangtua. Pada hari ini, orang tua yang bekerja pun memperoleh izin dari kantor mereka untuk datang ke sekolah si anak. di hari-hari berikutnya, anak tidak dibenarkan untuk ditunggui di sekolah atau pun dijemput. Lalu, siapa yang menemani mereka selama di perjalanan nanti ? nah, di sekolah, terdapat suatu peta alamat rumah masing-masing anak. Jadi beberapa anak yang tinggal dalam satu jalur/komplek rumah tentunya akan pulang bersama. Pernah nonton film doraemon kan? Atau..chibi maruko chan? Nah, nantinya pada satu minggu pertama, anak akan diantar oleh sensei atau guru mereka sesuai dengan jalur pulang. Selanjutnya, mereka secara berkelompok akan pulang mandiri. Begitu setiap hari. Dan…. BERJALAN KAKI lho….bahkan mereka bisa berjalan kaki setiap harinya 1-1,6 km. Sekalian olahraga ya ^_^.
Apa tidak takut nanti si anak akan diculik? Semua anak telah dibekali dengan atribut sekolah yang lengkap. Mulai dari topi, pakaian sekolah, tas, dan terutama adalah ‘id card’ atau semacam tanda pengenal anak sekolah. Dengan pulang secara berkelompok, diharapkan hal ini juga akan mencegah mereka dari penculikan.
Jadi, tidak diantar jemput lho …… tapi mungkin di negara kita yang masih rawan penculikan terutama penculikan anak lalu, jarak sekolah dan rumah yang cukup jauh, hal ini belum bisa diterapkan ya ..
4. PR alias Pekerjaan Rumah
Nah, untuk PR, sistem pendidikan Jepang berbeda banget lho dengan sistem pendidikan di Finlandia. Jika Finlandia terkenal dengan “tidak adanya” PR bagi murid nah, sebaliknya, di Jepang muridnya malah dikasih PR setiap hari lho ! eitttsss tunggu dulu, ternyata mereka malah terkesan ‘happy’ dengan adanya PR ini, bukan malah tertekan ^_^ Kok bisa ya?
Jadi, setiap murid ini, mendapatkan tugas untuk dikerjakan secara ‘dicicil’ per harinya. Tugas tidak boleh dikerjakan semua sekaligus. Hal ini bertujuan agar anak senantiasa mengulang pelajaran setiap hari sedikit demi sedikit. Ya..kalau di dalam istilah minang , “lanca kaji dek diulang.” Mungkin karena PR yang berjumlah sedikit namun, rutin ini, menjadikan PR sebagai rutinitas yang menyenangkan.
5. Menjaga Kebersihan
Sistem pendidikan di Jepang mengajarkan siswanya untuk membersihkan ruang kelas dan fasilitas sekolah lainnya. Hal ini tidak semata-mata tentang faktor kebersihan lho, melainkan ada nilai kebersamaan tim yang terbentuk saat tugas bersih-bersih dilakukan secara bersama-sama. Dengan demikian, murid secara tidak langsung diajarkan untuk lebih menghargai hasil karya mereka sendiri dan orang lain melalui kerjasama dalam tim serta saling membantu sesama. tidak hanya itu, mereka juga diajarkan untuk menjaga kerapian misalnya sepatu atau payung yang harus selalu disusun rapi ^_^
Tak hanya lingkungan belajar, namun, sebuah ruangan yang diperuntukkan untuk shalat bagi murid muslim pun sangat terjaga kebersihannya. Dalam agama Islam, kebersihan sebagian dari Iman. Artinya, jika murid-murid di sekolah Jepang saja begitu menjaga kebersihan, apalagi kita, di Indonesia dengan mayoritas Muslim ya ^_^. Mari kita mulai bersih-bersih sejak dini, dari diri sendiri lalu ditularkan kepada masyarakat sekitar hingga menjaga kebersihan menjadi ‘tradisi’ yang menyenangkan.
6. Mari Menyiapkan Makanan untuk Semua ^_^
Ketika jam makan siang, murid-murid dilibatkan dalam proses mempersiapkan hingga menyajikan makanan. Hal ini digilir lho, artinya, setiap murid akan belajar untuk saling bekerja sama dan memberikan makanan yang terbaik untuk teman-temannya.
7. Budaya Antri
Murid-murid juga diajarkan budaya antri lho, dalam hal ini anak tak hanya belajar disiplin, dan tertib namun, belajar sabar menungu hingga giliran mereka tiba.
Nah, begitu sedikit paparan tentang sistem pendidikan di Jepang. bisa disimpulkan bahwa anak di sekolah terutama untuk usia sekolah dasar, prestasi akademik bukanlah target utama yang ingin dicapai. meski kesetaraan kualitas pendidikan yang ditunjang dengan sarana dan tenaga pengajar yang sudah terstandar namun, pendidikan karakter seperti disiplin, bersih, rapi, bertanggung jawab, jujur dan saling bekerja sama dengan prinsip menghargai adalah hal yang dijadikan fokus pendidikan terhadap anak di sekolah.
Leave A Comment