1000 Hari Pertama Kehidupan
Publish on Mother & Baby Magazine July 2018, edition
Oleh : dr. Zuhrah Taufiqa, M. Biomed
Konsultan Gizi dan Makanan Pendamping ASI sekaligus Manajer di Klinik Tumbuh Kembang Anak “My Lovely Child” Padang, Penulis Buku “Diary Pintar Bunda Menyusui dan MP ASI”, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas & Host Acara “Ayo Hidup Sehat” di TVRI Sumatera Barat
Apa itu 1000 HPK ? mengapa disebut periode emas ?
1000 hari pertama kehidupan merupakan masa yang dimulai sejak saat konsepsi terjadi (pertemuan sel sperma dan ovum) di dalam rahim (270 hari), hingga anak lahir dan berusia genap 2 tahun (730 hari). Masa ini disebut sebagai “periode emas” bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak karena masa ini merupakan waktu kritis penentu masa depan seseorang baik untuk pertumbuhan fisik, maupun perkembangannya dalam berbagai aspek (sensorik, motoric, kognitif, bahasa dan bicara, social dan emosional) serta penentu risiko berbagai penyakit degenerative di usia dewasa
Apa yang terjadi selama 1000 HPK? Apa dampak terhadap tumbuh kembang anak ?
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat terjadi dalam periode ini. Dari 1 sel zygot yang membelah berulang kali menjadi triliunan sel hingga akhirnya bayi lahir dengan berat badan kurang lebih 3 kg. lalu, di usia 6 bulan menjadi 2 kali lipat dan menjadi 3 kali lipat di usia 1 tahun. Periode perkembangan kritis berbagai organ tubuh berlangsung pada trimester pertama (usia 5-11 minggu) masa kehamilan.
Tumbuh kembang otak juga berlangsung sangat progresif. 100 biliun sel saraf (neuron) saat bayi baru lahir menjadi 1000 triliun sel di saat anak berusia 1 tahun. Di usia 2 tahun, volume otak telah mencapai 70% kesempurnaan disbanding dengan saat anak dewasa. Pembentukan sinaps juga sangat bergantung pada kehidupan awal ini. Sebanyak 700 sinaps per detik berkembang di tahun pertama kehidupan. Di masa ini, perkembangan sensorik terutama visual dan pendengaran, Bahasa dan bicara serta fungsi kognitif anak berkembang pesat. (Thompson & nelson, 2000).
Penelitian menunjukkan bahwa genetic hanya berpengaruh 20% terhadap tumbuh kembang seorang anak sementara 80% nya merupakan hasil interaksi berbagai factor lingkungan seperti nutrisi, olahraga, penyakit dan berbagai factor lainnya. Adapun interaksi kedua factor ini (genetic dan lingkungan) yang disebut sebagai factor epigenetic akan memberikan efek terhadap tumbuh kembang anak yang berefek hingga dewasa. Oleh karena itu, masa 1000 hari pertama kehidupan ini sangat penting diperhatikan oleh para orang tua, terutama ibu dan calon ibu.
Bagaimana kondisi saat ini / penilaian terhadap pemahaman dan aplikasi masyarakat mengenai 1000 HPK ?
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat sebanyak 37,2 % anak mengalami stunting (pendek). Hal ini menunjukkan bahwa nutrisi anak di 1000 hari pertama kehidupan anak belum terlaksana secara optimal. Gangguan nutrisi saat ibu hamil, kondisi hormonal yang terkadang menjadikan sang ibu mual muntah secara berlebihan dan cenderung ‘ngidam’ bahan makanan yang kurang sehat sehingga mengakibatkan ibu sulit memenuhi menu gizi seimbang di masa kehamilannya. Belum lagi factor psikologis yang mempengaruhi kesiapan ibu dalam menghadapi masa-masa kehamilan juga turut menjadi penentu tercukupi atau tidaknya nutrisi janin selama di dalam kandungan. Calon ibu dengan status kurang (kurus) atau berlebih (obesitas) tentu memiliki pola pengaturan nutrisi yang berbeda selama kehamilan agar nutrisi janin selama dalam kandungan terpenuhi dengan baik. Banyak calon ibu belum paham mengenai hal ini, sehingga status gizi ibu terabaikan dan bayi dapat lahir premature atau berat badan lahir rendah. Saat bayi baru lahir, selama 6 bulan pertama bayi seharusnya juga diberikan nutrisi terbaik berupa Air Susu Ibu. ASI eksklusif selama 6 bulan ini menjadi prioritas utama sumber nutrisi bagi optimalnya tumbuh kembang anak di masa depan. Bagaimanapun, tingginya kandungan energy dan terdapatnya berbagai zat penting untuk imunitas (kekebalan) tubuh bayi di dalam ASI menjadikan ASI sebagai nutrisi terpenting saat ini. Akan tetapi, orang tua pun belum terlalu paham akan hal ini yang terlihat dari belum tercapainya target pemberian ASI Ekslusif. Di usia tepat 6 bulan saat kebutuhan gizi bayi tidak lagi tercukupi oleh ASI saja, maka orang tua juga harus mengetahui pemberian Makanan Pendamping ASI yang tepat bagi bayi. Tepat dari segi waktu, tepat cara pengolahan dan mengandung gizi seimbang serta tepat dalam pemberian dengan menyesuaikan tekstur MP ASI sesuai dengan usia anak. Maraknya MP ASI instan serta berbagai info di media social menjadi kan para orang tua sangat antusias terhadap pemberian MP ASI namun, info yang beredar yang cenderung menyemarakkan pemberian MP ASI import dengan klaim “nutrisi untuk otak” menjadikan makanan impor menjadi primadona meski berharga mahal. Padahal, terdapat beragam bahan makanan local yang bergizi tinggi di sekitar kita sebagai sumber MP ASI tinggi kalori dan padat gizi.
Apa dampak negative jika kebutuhan anak selama 1000 HPK tidak terpenuhi ?
Mengingat periode kritis pertumbuhan dan perkembangan organ selama dalam kandungan, maka tidak tercukupinya nutrisi ibu selama masa kehamilan dapat mengganggu tumbuh kembang Janin di dalam kandungan yang disebut “lifelong programming effect”. Diantara berbagai risiko tersebut adalah terjadi nya hambatan pertumbuhan janin (IUGR intrauterine growth retardation), kematian janin (IUFD intrauterine fetal death), prematuritas dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Bayi yang lahir secara premature akan menimbulkan gangguan pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang terhadap multiorgan. Dalam jangka pendek, bayi berisiko tinggi terhadap sindroma gagal nafas, hyperbilirubinemia, intoleransi makanana, defisiensi imun, retinopati prematuritas, perdarahan intraventrikuler, hipertensi pulmonal, gangguan keseimbangan cairan, eletrolit dan asam basa tubuh, anemia, hipoglikemia, dan gagal tumbuh. Sedangkan dalam jangka panjang, anak akan berisiko mengalami keterlambatan perkembangan saraf, kebutaan,penyakit paru reaktif, kolestasis, hipertensi di usia dewasa, serta berbagai penyakit metabolic degenerative seperti resistensi insulin, diabetes mellitus, dan gangguan kardiovaskuler lain.
Sejalan dengan hal ini, anak yang lahir cukup bulan namun, memiliki berat badan lahir rendah (,2500gram), juga akan berisiko terhadap kematian, gangguan tumbuh kembang, serta peningkatan risik terhadap berbagai penyakit kronik dan metabolic degenerative di masa dewasa seperti diabetes, hipertensi, kanker, stroke, jantung.
Masalah nutrisi di masa ini bisa menyebabkan anak gagal tumbuh, dan stunting (pendek). Tidak hanya menimbulkan masalah pertumbuhan fisik, namun gangguan perkembangan mental juga bisa terjadi. Pertumbuhan dan perkembangan sel saraf dan otak yang terhambat akibat gangguan nutrisi ini menjadi dasar terjadinya gangguan perkembangan anak di berbagai aspek perkembangan seperti aspek sensorik, motoric, Bahasa dan bicara, social- emosional serta perkembangan kognitif. Dalam buku “diary Pintar bunda menyusui dan mp asi” dr. Fiqa mengungkapkan bahwa tidak terpenuhinya nutrisi anak selama masa ini dapat menyebabkan tumbuh kembang anak tidak optimal dimana saat dewasa anak akan memiliki imunitas (kekebalan) tubuh yang rendahm kecerdasan rendah dan produktivitas kerja rendah. Dalam buku yang sama juga diungkapkan sebuah hasil penelitian tentang kecerdasan anak berdasar skor IQ (intelligent quotient) pada anak-anak di Jamaica yang berusia 9 hingga 24 bulan dengan stunted dan non stunted. Berdasarkan pemantauan terhadap kedua kelompok dalam rentang usia ini hingga mereka berusia 17-18 tahun, memperlihatkan bahwa anak dengan malnutrisi baik kekurangan atau pun kelebihan gizi di masa 1000 Hari pertama kehidupan ini bersifat permanen yang berdampak terhadap kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang. Anak terbukti mengalami gangguan kemampuan kognitif dan prestasi pendidikan yang mempengaruhi daya tahan tubuh dan roduktivitas kerja, meski telah diberikan stimulasi dini melalui program kunjungan rumah memberikan perbaikan terhadap skor IQ namun, diusia 17-18 tahun, anak-anak dengan stunted tetap memiliki skor IQ di bawah anak-anak non-stunted.
sebuah teori oleh Robinson R (2001) mengungkapkan mengenai ‘fetal origins of adult disease’ yakni bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah untuk usia gestasinya merupakan suatu predisposisi untuk mengalami obesitas dan meningkatkan rsiko terhadap berbagai penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus tipe 2 di masa dewasa sebagai satu konsekuensi fisiologis adaptasi tubuhnya terhadap keadaan kekuragan gizi di masa dalam kandungan yang menimbulkan perubahan struktr, metabolism dan fisiologi tubuh janin.
Secara general, gangguan tumbuh kembang terhadap anak akan menimbulkan efek negative di masa depan yang akan membentuk siklus generasi berikutnya yang serupa apabila tidak dilakukan perbaikan terhadap nutrisi di masa 1000 hari pertama kehidupan
Apa dampak positif jika kebutuhan anak selama 1000 HPK tidak terpenuhi ?
Sebaliknya, apabila berbagai factor yang mempengaruhi 1000 HPK ini terjga dengan baik, terutama factor nutrisi maka, tumbuh kembang anak pun diharapkan berlangsung dengan optimal. Tidak hanya pertumbuhan fisik dengan status gizi yang baik namun juga perkembangan anak dalam berbagai aspek (sensorik, motoric, Bahasa bicara, sosio emosional dan kognitif) dapat berlangsung sesuai dengan usia perkembangan anak (milestone). Sebgaimana diketahui bahwa aspek sensorik dan motoric merupakan dasar dalam piramida kecerdasan anak di masa yang akan dating. Baik dan optimalnya kecerdasan kognitif anak ditentukan dari dasar sensorik dan motoric anak yang optimal.
Dalam buku” diary pintar bunda menyusui dan mp asi” juga dipaparkan bahwa asupan nutrisi yang tepat dan seimbang pada anak yang sehat dengan status gizi seimbang amka, sel-sel saraf di otak akan bertumbuh dan berkembang dengan baik, dengan percabangan sel (synaps) yang luas, percabangan ini sangat menentujkan kemampua otak untuk berfikir sehingga berperan dalam kecerdasan anak.
Untuk menjaga optimalnya tumbuh kembang anak. Maka pemantauan pertumbuhan menjadi suatu hal yang sangat penting. Berat badan anak harus dipantau secara teratur yakni 1x dalam seulan untuk anak berusia 0-1 tahun dan 1 kali dalam 2-3 bulan untuk anak berusia 2-3 tahun. Pemantauan pertumbuhan ini jua dilakukan dengan mengukur tinggi atau panjang badan serta lingkar kepala dengan mengguanakan grafik pertumbuhan,kelalaian dalam pemantauan pertumbuhan anak akan mengakibatkan tumbuhkembang anak tidak optimal dan penurunan kecerdasan anak di masa depan sebaliknya eningkatan terhadap berbagai penyakit mtabolik degenartive d masa dewasa.
Berdasarkan usaian di atas tampaklah bahwa masa 1000 HPK merupakan periode yang sangat penting sehingga disebut sebagai periode emas yang tak tergantikan karena memiliki efek permanen terhadap tumbuh kembang di masa yang akan datang
Leave A Comment