Talkshow Parenting dan Medis “Deteksi Dini dan Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak”
Oleh : dr. Zuhrah Taufiqa, M.Biomed
Dewasa ini, aspek tumbuh kembang anak menjadi perhatian penting oleh sebagian besar orang tua mengingat Anak adalah Harapan Besar bagi semua orang tua. Meningkatnya angka gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak saat ini, mendorong Klinik My Lovely Child (MLC), sebuah klinik tumbuh kembang anak di kota Padang untuk mengadakan talkshow parenting dan medis dengan tema “Deteksi Dini dan Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak”.
Talkshow ini dilaksanakan tepatnya pada hari MInggu tanggal 24 Februari 2019 lalu bertempat di Klinik MLC sendiri yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan no 19, Jati, Padang. Acara ini menghadirkan narasumber yakni dr. Amalia Nasar, Sp.A, M.Biomed dan dipandu oleh dr. Zuhrah Taufiqa, M.Biomed selaku moderator sekaligus pimpinan Klinik MLC.
Acara ini diawali dengan paparan singkat mengenai pertumbuhan dan perkembangan oleh dr. Amalia yang akrab disapa dr.Ame ini. Ya, masih banyak masyarakat yang belum memahami akan makna sesungguhnya dari kedua kata ini. Meski tumbuh dan kembang seiring sejalan namun, keduanya tidak bermakna sama. Pertumbuhan merupakan ukuran terhadap struktur atau ukuran anak secara fisik sedangkan perkembangan merupakan penilaian terhadap fungsi dan kemampuan. Pertumbuhan dapat dinilai dari penambahan berat badan, peningkatan tinggi badan dan perubahan ukuran lingkar kepala anak. Adapun ukuran lingkar kepala ini terkait erat dengan perubahan volume otak anak yang merepresentasikan kecerdasan anak. Berbeda dengan pertumbuhan, aspek perkembangan ini sangat beragam seperti aspek penglihatan, pendengaran, bicara dan bahasa, motorik, perilaku dll. Oleh karena itu, penilaian terhadap aspek perkembangan pun beragam. Dari segi aspek motorik kasar, meliputi kmampuan anak dalam tengkurap, duduk atau berjalan, dari segi aspek motorik halus bisa dinilai melalui kemampuan anak dalam menyusun balok, menggenggam makanan (finger food), dari aspek bahasa misalnya kapan anak bisa bergumam, bubbling atau mengucapkan kata pertamanya, dan masih banyak lai aspek perkembangan lainnya.
Dr Ame menambahkan bahwa ternyata adanya masalah pertumbuhan anak bisa ditandai apabila anak mengalami ketidaknaikan berat badan atau tinggi badan sementara usia anak semakin bertambah. Dan hal ini, erat kaitannya dengan asupan nutrisi yang diperoleh anak sejak dalam masa kandungan hingga usia 2 tahun yang disebut sebagai 1000 hari pertama kehidupan. Rentang usia ini juga merupakan “Periode Kritis” yang berarti suatu masa dimana anak akan lebih sensitive terhadap adanya rangsangan dari lingkungan disbanding periode lain di usia anak. Apabila dalam periode ini terhadap gangguan baik dari aspek nutrisi atau stimulasi, maka anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang sifatnya permanen dan irreversible.
Antusiasme peserta semakin tampak saat menyinggung hal in. Seorang peserta, menceritakan bahwa anaknya yang saat ini berusia lebih dari 15 bulan belum bisa berjalan sendiri dan cenderung takut untuk mencoba. Ternyata memang, di fase usia sebelumnya anak pun juga mengalami keterlambatan perkembangan motorik dalam hal tengkurap, duduk dan merangkak. Hal ini disebabkan karena ‘kurang tepatnya’ stimulasi yang diberikan pada anak di setiap tahap perkembangannya.
Peserta lain juga cukup kritis dalam mempertanyakan kejadian yang semakin berkembang saat ini. Ya, peningkatan gangguan keterlambatan bicara pada anak. Ternyata, pemberian paparan “screen time” sejak dini dan berlebihan pada anak juga menjadi pemicu timbulnya gangguan berbicara dan berbahasa pada anak. Paparan “smartphone” dan berbagai sumber lain yang menggunakan layar seperti televisi dan aneka mainan edukasi anak juga harus diberikan dengan bijak. Mengingat proses stimulasi terhadap kemampuan melihat, mendengar, bicara dan bahasa pada anak mengalami perkembangan yang sangat pesat di periode kritis ini.
Tidak hanya aspek medis, ternyata pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal juga turut menyentuh sisi psikologis pola asuh dalam keluarga. Hal ini menjadi bahasan saat salah satu peserta turut menceritakan kisahnya dengan 2 balita dan 1 bayi dengan jarak yang cukup dekat. Menurut dr. Ame, selain kebutuhan fisik dan biomedis anak yang diberikan lewat pola asuh, anak juga membutuhkan pemenuhan atas kebutuhan emosi dan kasih saying (asih) dan kebutuhan stimulasi mental (asah) yang merupakan cikal bakal bagi proses belajar anak di masa depan
Seorang peserta laki-laki yang sekaligus berprofesi sebagai pendidik juga bertanya mengenai bagaimana pemberian gizi terutama Makanan Pendamping ASI terkait pertumbuhan anak mengingat adanya sebuah berita di media social yang memaparkan tentang adanya kasus gangguan pencernaan pada anak akibat pemberian MP ASI yang salah. Dan menurut dr. Amalia, pemberian MP ASI di usia yang tepat yakni 6 biulan atau 180 hari menurut WHO merupakan hal yang penting untuk diterapkan oleh masyarakat. Sebagai tambahan, dr. Zuhrah Taufiqa, M.Biomed atau yang akrab disapa dr. fiqa selaku konselor MP ASI Klinik MLC dan moderator di acara tersebut juga menambahkan bahwa tidak hanya usia yang harus tepat, namun pemberian makanan dengan menu bervariasi dan gizi seimbang serta disajikan dalam tekstur yang tepat adalah hal yang penting untuk dilakukan para orang tua. Namun demikian, pengecualian dapat diberlakukan untuk beberapa kasus khusus. Misalnya apabila mengalami masalah dalam kenaikan berat badan dan terindikasi mengalami gagal tumbuh maka,usia pemberian MP ASI bisa saja sebelum usia tepat 6 bulan. Dan pada anak berkebutuhan khusus yang memang mengalami gangguan di oromotor atau otot dan saraf penggerak mulut anak maka bisa saja di usai 1 tahun anak masih mengonsumsi makanan dengan tekstur lembut dimana seharusnya anak usia ini telah mengonsumsi makanan keluarga.
Ternyata, kombinasi nutrisi yang berperan dalam pembentukan dan pematangan sel otak dengan stimulasi yang berperan dalam pembentukan rangkaian sinaps otak adalah penentu dalam pembentukan tatanan sirkuit otak pada anal. Dalam sebuah gambar “Piramida Pembelajaran” atau pyramid of learning yang disajikan di dalam modul setiap peserta talkshow semakin memahamkan bahwa aspek sensorik dan motorik yang terstimulasikan dengan tepat di setiap fase perkembangan anak menjadi cikal bakal kecerdasan anak di masa yang akan datang
Untuk dapat mencapai tumbuh kembang optimal tentunya tidak dapat diperoleh melalui proses instan yang berlangsung sekejap mata. Melainkan, ada banyak tahapan yang harusnya dipahami dan dilakukan oleh para orang tua. Misalnya, pemeriksaan secara teratur pada anak melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala. Di bawah usia 1 tahun, hal ini disarankan untuk dilakukan minimal 1 kali dalam sebulan sedangkan untuk usia di atas 1 tahun bisa dilakukan minilam 1 kali dalam rentang 2 hingga 3 bulan. Untuk pemantauan perkembangan anak juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Orang tua juga sebaiknya melakukan konsultasi serta skrining dan deteksi dini tumbuh kembang anak dengan jarak 3 bulan agar orang tua pun tahu apakah perkembangan anak sesuai atau tidak dengan tahap perkembangan seharusnya yang dapat dicapai di usia tertentu anak
Melalui deteksi dini tumbuh kembang anak, sekitar 70 hingga 80% kasus gangguan perkembangan serta gangguan mental emosional pada anak seperti autism syndrome disorder, down syndrome, cerebral palsy, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) dll dapat diiidentifikasi. Dalam hal ini, baik penilaian terhadap aspek pertumbuhan atau pun perkembangan dapat dilakukan di Klinik My Lovely Child tentunya dengan penjelasan yang tepat dan mudah dipahami dari segenap tim Klinik MLC yang terdiri dari Dokter Spesialis Anak, Dokter Rehabilitasi Medik serta Psikolog Klinik Anak dan Remaja terhadap para orang tua.
Apabila memang nantinya anak mengalami gangguan dalam fase tumbuh kembangnya maka intervensi segera oleh para terapis yang berkompeten akan diberikan untuk tetap mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaan terapi anak diberikan stimulasi dan tatalaksana secara komprehensif. Pada kondisi tertentu, ada anak yang diberikan terapi pijat dan renang untuk memperkuat saraf dan otot. Dan pada kondisi lain, anak juga diajak serta bergabung di kelas kreativitas yang rutin diadakan di taman bermain MLC Land Klinik MLC setiap Sabtu dan Minggu sore pukul 16.30 karena sejatinya, ‘bermain’ adalah proses stimulasi dan terapi yang menyenangkan bagi anak.
Adapun keberhasilan penyelenggaraan talkshow ini tidak terlepas dari kerja sama segenap Tim Klinik MLC serta dukungan seluruh sponsor diantaranya yakni Dompet Dhuafa Singgalang (DDS) (@ddsinggalang). Mengingat adanya keterkaitan dan sinergi program antara Klinik MLC dan DDS, maka dalam hal ini DDS juga telah turut berparisipasi penting dalam proses penyebarluasan informasi dan edukasi mengenai aspek tumbuh kembang anak kepada masyarakat. Selain ini, berbagai partner Klinik MLC lain yang terlibat diantaranya adalah @bukumahdi dan @pojok_baca_fakhri dengan buku-buku dan sarana edukasi-stimulasi anak serta @rumah_kurma_sumbar atau Padang_Pasier.Shope dan @bufe_food_n_bakery dengan produk sehat, halal, dan thayyib nya
Tema tumbuh kembang anak ini merupakan bahasan pembuka di awal tahun 2019 ini untuk selanjutnya Klinik My Lovely Child akan mengadakan berbagai event edukasi dan informasi yang relevan dengan situasi dan kondsi kesehatan di masyarakat Sumatera Barat, khususnya kota Padang tercinta. Insyaallah, di bulan April, Klinik MLC akan mengangkatkan event “Live Demo” Masak Makanan Pendamping ASI (MP ASI) da Deteksi Dini Stunting mengingat stunting atau perawakan pendek masih menjadi isu masalah pertumbuhan yang crucial dan bersifat permanen yang dapat menimbulkan efek jangka panjang terhadap kualitas generasi bangsa di masa depan
Mengingat kemungkinan bahwa semua anak dapat berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang di berbagai tahapan usia balitanya,dan maraknya informasi popular namun tidak tepat, maka segenap Tim Klinik MLC menghimbau agar masyarakat dapat mencari informasi yang akurat dari sumber yang benar. Salah satunya dengan berkonsultasi dengan para ahli yang memang kompeten di bidangnya. Kami berharap agar masyarakat, tim Klinik MLC dan berbagai pihak atau instansi yang peduli terhadap hal ini, bisa saling berkolaborasi dan berpartisipasi dalam menciptakan generasi masa depan yang sehat, dan kreatif.
Leave A Comment