1000 Hari Pertama Kehidupan Anak, Investasi yang Tak Tergantikan (Part 2)
Oleh : dr. Zuhrah Taufiqa, M. Biomed
Publikasi di Harian Singgalang Jumat, 26 April 2019
Konselor Gizi dan Makanan Pendamping ASI & Manajer di Klinik Tumbuh Kembang Anak “My Lovely Child” Padang, Penulis Buku “Diary Pintar Bunda Menyusui dan MP ASI”, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas & Host Acara “Ayo Hidup Sehat” di TVRI Sumatera Barat
1000 hari pertama kehidupan yakni sejak janin dalam kandungan hingga berusia 2 tahun waktu kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Masa ini menjadi penentu pertumbuhan fisik, dan perkembangan anak dalam berbagai aspek (sensorik, motoric, kognitif, bahasa dan bicara, social dan emosional) serta penentu risiko berbagai penyakit degenerative di usia dewasa.
Penelitian menunjukkan bahwa genetik hanya berpengaruh 20% terhadap tumbuh kembang seorang anak sementara 80% nya merupakan hasil interaksi berbagai factor lingkungan seperti nutrisi, olahraga, penyakit dan berbagai factor lainnya. Adapun interaksi kedua factor ini (genetic dan lingkungan) yang disebut sebagai factor epigenetic akan memberikan efek terhadap tumbuh kembang anak yang berefek hingga dewasa. Oleh karena itu, masa 1000 hari pertama kehidupan ini sangat penting diperhatikan oleh para orang tua, terutama ibu dan calon ibu.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat sebanyak 37,2 % anak mengalami stunting (pendek). Hal ini menunjukkan bahwa nutrisi anak di 1000 hari pertama kehidupan anak belum terlaksana secara optimal.
Gangguan nutrisi dapat terjadi saat ibu hamil, dimana kondisi hormonal yang terkadang menjadikan sang ibu mual muntah secara berlebihan dan cenderung ‘ngidam’ bahan makanan yang kurang sehat sehingga mengakibatkan ibu sulit memenuhi menu gizi seimbang di masa kehamilannya. Belum lagi faktor psikologis juga turut mempengaruhi kesiapan ibu dalam menghadapi masa-masa kehamilan juga turut menjadi penentu tercukupi atau tidaknya nutrisi janin selama di dalam kandungan. Calon ibu dengan status kurang (kurus) atau berlebih (obesitas) tentu memiliki pola pengaturan nutrisi yang berbeda selama kehamilan agar nutrisi janin selama dalam kandungan terpenuhi dengan baik. Banyak calon ibu belum paham mengenai hal ini, sehingga status gizi ibu terabaikan dan bayi dapat lahir premature atau berat badan lahir rendah.
Saat bayi baru lahir, yakni selama 6 bulan pertama bayi seharusnya juga diberikan nutrisi terbaik berupa Air Susu Ibu. Pemberian ASI eksklusif yakni pemberian ASI saja tanpa air putih, makanan, pisang atau jenis bahan makanan lain di 6 bulan pertama ini menjadi prioritas utama sumber nutrisi bagi optimalnya tumbuh kembang anak di masa depan. Tingginya kandungan energi dan terdapatnya berbagai zat penting untuk imunitas (kekebalan) tubuh bayi di dalam ASI menjadikan ASI jauh lebih unggul dibandingan susu formula jenis apapun dengan harga semahal apapun. Akan tetapi, orang tua pun belum terlalu paham akan hal ini yang terlihat dari belum tercapainya target pemberian ASI Ekslusif.
Di usia tepat 6 bulan saat kebutuhan gizi bayi tidak lagi tercukupi oleh ASI saja, maka orang tua juga harus mengetahui pemberian Makanan Pendamping ASI yang tepat bagi bayi. Tepat dari segi waktu, tepat cara pengolahan dan mengandung gizi seimbang serta tepat dalam pemberian dengan menyesuaikan tekstur MP ASI sesuai dengan usia anak. Maraknya MP ASI instan serta berbagai info di media social menjadikan para orang tua sangat antusias terhadap pemberian MP ASI namun, info yang beredar yang cenderung menyemarakkan pemberian MP ASI import dengan klaim “nutrisi untuk otak” menjadikan makanan impor menjadi primadona meski berharga mahal. Padahal, terdapat beragam bahan makanan local yang bergizi tinggi di sekitar kita sebagai sumber MP ASI tinggi kalori dan padat gizi.
Dengan demikian, jelaslah bahwa nutrisi di masa 1000 hari pertama kehidupan merupakan investasi yang tak tergantikan. Kandungan gizi dalam asupan makanan ibu selama hamil, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI yang tepat bergizi seimbang berperan besar terhadap tumbuh kembang anak di masa depan
Leave A Comment