Aspek Psikologis Anak Masuk Sekolah

Penulis : Yustisi Maharani Syahadat, M.Psi.,Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja Klinik Tumbuh Kembang Anak My Lovely Child

Editor : dr. Zuhrah Taufiqa, M.Biomed

Kapan ya, anak saya siap untuk masuk sekolah?

Bolehkah anak saya diajari calistung (membaca menulis berhitung) sedini mungkin?

Anak saya sukanya main terus, sulit disuruh belajar, padahal teman-temannya sudah mampu menulis dengan baik. Bagaimana cara menyikapinya ya?

 

Beberapa pertanyaan di atas mungkin seringkali terlintas dalam pikiran ibu-ibu. Permasalahan seputar anak dan proses pendidikan yang tepat bagi anak menjadi fokus perhatian kita saat ini. Apalagi ditambah dengan maraknya sekolah dengan model pembelajaran yang bervariasi membuat orangtua kebingungan dalam menentukan sekolah yang tepat bagi anaknya. Bahkan tidak jarang orangtua beranggapan bahwa dengan menyekolahkan anak sedini mungkin dapat mengoptimalkan kemampuan anak. Benarkah demikian?

Apa saja aspek kemampuan anak yang dapat berkembang?

  • KOGNITIF à bagaimana anak mampu mengolah informasi yang diterima dari lingkungan dan mengaplikasikan dalam bentuk ide, gagasan ataupun perilaku. Dalam hal ini, perkembangan OTAK sangat penting dan berkaitan dengan perkembangan kognitif seorang anak.
  • EMOSI à bagaimana anak menampilkan apa yang dirasakan dan apa yang diinginkan dalam bentuk ekspresi emosi, baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh/ mimik muka).
  • SOSIAL à bagaimana anak dapat menjalin interaksi dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya.
  • MOTORIK à meliputi kemampuan motorik kasar (berkaitan dengan koordinasi seluruh anggota tubuh, misalnya lari, lempar, lompat) dan kemampuan motorik halus (berkaitan dengan koordinasi jari-jemari, misalnya menulis, melipat, menggunting).
  • BICARA BAHASA à bagaimana anak menyampaikan informasi dalam bentuk bahasa dan melakukan komunikasi verbal (tertulis maupun lisan).

Perkembangan otak anak:

  • Otak manusia mengandung bermilyar-milyar sel otak yang terus tumbuh hingga usia 2 tahun.
  • Setelah usia 2 tahun, jumlah sel otak menetap, akan tetapi tidak berhenti berkembang. Melainkan digantikan oleh perkembangan sinapsis (sambungan antara sel otak yang satu dengan sel otak yang lain).
  • Saat sel-sel otak tumbuh dan berkembang (saling bersambungan), dibutuhkan rangsangan/ stimulasi lingkungan sesuai dengan tugas perkembangan anak.

Tugas perkembangan masa anak:

  • Aspek fisik: meningkatkan kekuatan dan koordinasi anggota tubuh (tulang, otot, panca indra) untuk mengembangkan gerakan.
  • Aspek sosial: membentuk interaksi dan relasi sosial dengan keluarga, teman dan lingkungan serta beradaptasi dengan keadaan di luar rumah.
  • Aspek bicara bahasa: meningkatkan kemampuan berkomunikasi yang berkaitan dengan mengekspresikan emosi.
  • Aspek kognitif: mengembangkan keterampilan dasar untuk persiapan belajar akademis.

 

Secara lebih jelas, proses pembelajaran pada anak adalah berdasarkan konsep ”Pyramid of Learning”

Piramida pembelajaran (Williams & Shellenberger, 1-4)

Kapan anak siap menerima stimulus yang berkaitan dengan proses belajar?

Istilah Golden Age disebut dengan usia emas atau usia dimana anak dapat belajar apapun dengan kecepatan yang luar biasa. Ada dua hal penting yang perlu diingat oleh orang tua terkait kemampuan belajar anak:

  • MASA PEKA à masa dimana anak dapat dengan cepat mempelajari sesuatu. Jika masa ini terlewat, maka kemungkinan anak akan tetap mampu mempelajari suatu hal, akan tetapi proses belajarnya tidak secepat pada masa peka.
  • MASA KRITIS à masa dimana anak membutuhkan rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Masa kritis sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa berikutnya. Jika terlewat, maka kemungkinan anak akan mengalami kesulitan pada masa perkembangan berikutnya.

Kapan anak siap masuk sekolah?

Masa dimana anak menunjukkan keinginan yang tinggi untuk belajar. Masa ini sering disebut Teachable Moment. Biasanya anak menunjukkan ciri-ciri:

  • Menunjukkan minat yang tinggi untuk sekolah
  • Minat tersebut bersifat konsisten dan menetap
  • Jika kita beri kesempatan anak untuk sekolah, maka anak menunjukkan kemampuannya secara optimal.

Usia standar anak masuk sekolah:

  • TK A  usia 5 tahun
  • TK B  usia 6 tahun
  • SD usia 7 tahun

Peran orangtua dalam menstimulasi kemampuan belajar anak:

  • Menyadari usia kronologis anak (usia sebenarnya, bukan usia kepintaran anak).
  • Berikan stimulasi sesuai tugas perkembangan dan tahapan belajarnya (Pyramid of Learning).
  • Jeli dalam mengamati masa peka dan masa krisis anak (karena setiap anak memiliki masa peka dan masa krisis yang berbeda-beda).
  • Jangan terfokus pada akademik, tetapi seimbangkan juga dengan hobi dan kreativitas anak (seimbang otak kiri dan otak kanan).