5 Cara Kritisi Anak dengan Bijak
Oleh: Klinik MLC
Penyunting: Rahmah El Fauziah

Pertumbuhan anak secara optimal dapat dicapai dengan terpenuhnya dukungan, kasih sayang kepadanya. Namun, masih banyak orang tua yang memperlihatkan dukungan atau yang dianggap “sayang” dengan cara yang salah. Salah satunya dalam mengkritisi perilaku anak. Lalu bagaimana bentuk mengkritisi anak dengan benar?. Berikut 5 Cara Mengkritisi Anak dengan Bijak.

1. Saat anak belum membereskan mainannya
Do: Sampaikan kesalahan anak secara spesifik dengan lembut.
Contoh: “Mainan kamu berantakkan nak.”

Don’t: Menghakimi atau memberi label kepada anak
Contoh: “Kok malas banget sih kamu?”

2. Saat anak malas untuk membereskan mainan yang sudah dipakai
Do: Bantu anak dengan memberikan instruksi yang sederhana
Contoh: “Mainan kamu berantakkan, ayok kita bersihkan.”

Don’t: Memberikan hukuman yang berlebihan
Contoh: “Karena mainannya tidak dirapikan , kamu ga boleh makan siang.”

3. Saat ingin anak merasa sedih
Do: Dengarkan dan terima perasaan anak
Contoh: “Kamu mama lihat agak murung, yuk cerita sama mama”

Don’t: Tidak memerdulikan perasaan anak
Contoh: “Baju kamu kok robek?, pasti abis jatuh kan, itu mama bilang jangan suka manjat-manjat”

4. Saat menasehati
Do: Gunakan kata ‘Seandainya yang disandingkan dengan dampak positif dari suatu perilaku
Contoh: “Seandainya kamu merapikan mainanmu, nanti bakal gampang dicari kalau mau main lagi”

Don’t: menghadapkam dengan konsekuensi negatif yang tidak relevan
Contoh: “Kalau kamu ga merapikan mainanmu, nanti mainannya dihambil hantu”

5. Saat anak melakukan kesalahan
Do: beritahu anak bahwa tidak apa-apa melakukan kesalahan untuk menunjang proses belajar
Contoh: “Tidak apa-apa mendapatkan nilai kecil, tapi nanti kita periksa ya dimana kesalahan kamu dalam menjawab soalnya”

Don’t: memaksakan keinginan kita dengan cara kasar seperti mencubit, memaki dsb
Itu adalah 5 Cara Mengkritisi Anak dengan Bijak, semoga bermanfaat bagi bunda dan ayah sekalian.