Meningkatkan Imun Lewat Lapar
Oleh : Vithya Fitri Hanifa
Salah satu upaya untuk menjaga dan menguatkan imun adalah lapar atau lebih tepatnya puasa. Kebanyakan penyakit bermulanya dari perut, hal itu disebabkan oleh bertumpuknya toxic (racun sisa-sisa pencernaan) yang ada di tubuh kita. Toxic ini merupakan penyebab utama melemahnya daya kerja Nervous System atau sistem syaraf, energi vital di dalam tubuh manusia. Tanpa peran Nervous System maka tidak satupun organ tubuh bisa bekerja dengan baik.
Kuatnya tubuh manusia itu tergantung pada jumlah dan mutu energi vital pada tubuhnya. Energi vital ini bertanggung jawab menjaga keharmonisan kerja organ tubuh. Diantaranya pencernaan, penyerapan, asimilasi dan pembuangan sisa-sisa pencernaan. Energi vital juga dibutuhkan oleh liver untuk mengerjakan pekerjaanya yaitu detoxification, ginjal untuk filtrasi, paru-paru untuk respirasi, jantung untuk sirkulasi.
Energi Vital harus tercukupi, kalau tidak maka akan timbul ketidakharmonisan tubuh. Dari situ juga akan timbul yang namanya penyakit. Oleh karena itu, proses pembersihan atau detoxification hendaknya dilakukan secara teratur, untuk menghindari bertumpuknya kotoran tubuh. Salah satu alternatifnya adalah dengan cara berpuasa, dengan puasa kotoran tubuh dapat dikeluarkan secara maksimal dan melalui puasa tubuh juga dapat beristirahat penuh dari organ-organ secara fisik, mental dan emosional.
Apabila tubuh kita sakit, itu merupakan teriakan dari tubuh, bahwasanya tubuh kita itu butuh pertolongan dari kita untuk diperbaiki kerusakannya dengan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dan mengistirahatkan dari rutinitasnya. Disinilah gunanya puasa yaitu mengistirahatkan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh organ tubuh untuk memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak dan memperbaharui kembali.
Mengutip dari postingan Fb dr. Ade Hashman beliau merupakan seorang dokter spesialis anestesi di RSUD Sangatta, Kalimantan Timur dan beliau juga seorang penulis, salah satu buku beliau adalah “Karena Kita Begitu Berharga”. Mengutip dari tulisan beliau yaitu fenomena lapar tentang “Autofagi”. Mekanisme autofagi ini ditemukan oleh biolog Jepang Prof. Yoshinori Ohsumi. Autofagi secara harfiah “auto-fagi” berarti memakan dirinya sendiri, maksudnya adalah suatu mekanisme bersih-bersih diri dari sampah-sampah seluler.
Saat kita makan, kita tidak hanya menyuplai kebutuhan kalori tapi juga menyisakan sampah-sampah metabolic berupa protein-protein yang rusak. Akumulasi sisa-sisa protein yang tidak larut di dalam sitoplasma (cairan didalam sel) ini tentu akan mempengaruhi kualitas sel, juga akan menurunkan kualitas kesehatan tubuh kita tentunya. Jika seseorang berpuasa atau melaparkan dirinya, maka akan terjadi mekanisme cerdas didalam tubuhnya untuk memenuhi kebutuhan energi.
Saat lapar didalam sitoplasma akan terbentuk “protein autofagosom” yang akan mengumpulkan sampah-sampah yang terdepo, lalu mengangkutnya ke lisosom untuk dihancurkan atau di daur ulang kembali. Komponen-komponen yang masih dapat dimanfaatkan akan didaur ulang kembali untuk bahan sintesis protein dan proses ini juga menghasilkan sejumlah energi.
Untuk itu manusia yang Allah SWT ciptakan lebih sempurna dari makhluk yang lain untuk berikhtiar, sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat pada tubuh kita, dengan menjaga iman dan imun melalui puasa. Dengan berpuasa kita dapat menahan hawa nafsu baik itu makan, minum dan lain sebagainya serta dapat mengistirahatkan tubuh kita dari kerja dalam mengolah makanan. Karena tubuh kita juga butuh istirahat, dalam artian tidak hanya bagian luar saja tapi juga bagian organ dalam yang bekerja setiap saat.
Dalam segala hal itu ada porsinya, dan tidak boleh berlebihan. Rasulullah Saw sudah memberikan contoh kepada kita, bahwa isi perut kita itu terdiri dari 1/3 makanan, 1/3 minuman dan 1/3 lagi udara. Apabila lebih dari itu, maka organ tubuh kita akan bekerja lebih keras untuk memproses makanan di dalam tubuh, dan bisa merusak bagian tubuh. Untuk itu, segala sesuatu hendaknya sesuai porsinya. Dan menyeimbangi pola makan, pola tidur juga aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
Leave A Comment