Stunting merupakan suatu istilah yang mengacu kepada perawakan pendek pada anak, tapi yang disebabkan oleh masalah gizi dan bukan semua yang pendek itu disebut Stunting, tapi hanya yang pendek akibat karena masalah gizi. Biasanya masalah gizinya berlangsung kronik, tiga bulan atau lebih. Sehingga anak mengalami berat badan yang turun atau berat badannya tidak naik sesuai dengan targetnya sampai pada akhirnya karena sudah berlangsung lama, tinggi badan anak pun tidak mencapai tinggi seharusnya bisa dicapai anak seusianya, sehingga dikategorikan “ Stunting “.

Sedangkan status gizi adalah suatu bentuk keseimbangan antara asupan dengan energi yang keluar. Jadi status gizi itu kita golongkan menjadi beberapa macam, misalnya : status gizi berdasarkan berat badan, ada berat badan normal, kurang, sangat kurang atau berat badannya sangat berlebihan atau yang kita sebut dengan obesitas. Berdasarkan tinggi badan dikategorikan seperti, tinggi, normal, dan pendek. Berdasarkan proporsi tubuh, dikategorikan dari kurus, normal, atau gemuk. Status gizi tergantung parameter atau standar pengukuran, apakah berat badan, tinggi badan atau proporsi tubuh.

Pertumbuhan anak, pertumbuhan itu berkaitan dengan aspek fisik. Kalau kita sudah membicarakan berat badan kemudian tinggi badan, serta lingkar kepala, itu semuanya bisa diukur, sehingga disebut dengan pertumbuhan. Jadi aspek fisik yang bertambah kemudian bisa diukur dengan alat ukur, misalnya bertambah volume, berat, panjang, itu semua disebut dengan pertumbuhan.

Jika kita ibaratkan tumbuh dan kembang seperti MLC, MLC adalah klinik tumbuh kembang anak. Tumbuh itu seperti fisik, sedangkan perkembangan itu menyentuh aspek fungsional, atau kompleksitas fungsi dan organ tubuh.

Contohnya :

Motorik kasar atau gerak kasar, seperti anak manjat, berlari, berenang, itu semua motorik kasar.

Motorik halus, misalnya anaknya menulis atau meronce, atau menggunting, menempel, itu gerak.

Perkembangan bahasa, seperti ngomong atau berbicara bahasa.

Atau misalnya anak yang mungkin takut berkontak dengan orang luar, itu disebut perkembangannya di sosialisasi atau aspek kemandirian. Jadi tumbuh dan kembang itu berbeda tapi saling berhubungan.

Banyak disosmed biasanya “biarin deh anak saya kurus tapi lincah, yang penting sehat “. Umumnya jika kita kaji kembali, anak katakan sehat kalau tumbuh dan kembangnya itu baik. Kapan dikatakan tumbuhnya baik? kalau berat badannya sesuai dengan usianya, tinggi badannya juga sesuai. Artinya misalkan anaknya kurus, berarti proprsi tubuhnya tidak sesuai dengan seharusnya. Tapi mungkin dari aspek motorik kasarnya bagus, tapi bagaimana dengan motorik halusnya, bicara bahasanya, sosialisasi kemandirian. Jadi untuk mengaggap anak sehat itu, tumbuh dan kembangnya sebaiknya memang berlangsung dengan baik dan sesuai dengan usia mereka. Jadi kalau kurus tapi lincah jadi masalanya di pertumbuhan kemungkinan. Kenapa kurus? berat badannya tidak sesuai dengan seharusnya, artinya pertumbuhannya tidak sesuai dengan seharusnya, sehingga pertumbuhannya ada masalah. Di sinilah orangtua harus meningkatkan asupan gizi anak atau berkonsultasi dengan dokter “ dok kenapa pertumbuhan anak saya ?” mungkin memang ada yang kurang, atau ada penyakit lain.

Jenis status gizi? status gizi bisa kita tentukan dari beberapa aspek.

Status gizi berdasarkan berat badan. Kadang-kadang ada yang berpikir “ aduh berat badan saya sudah berlebih “ atau “ aduh berat badan anak saya kurang .“Istilah berat badan berlebih, kurang atau normal itu semua adalah status gizi berdasarkan berat badan menurut umur. Misalnya berat badan bayi baru lahir 3 kg. Kalau lahirnya cukup bulan itu terlahir normal. Tapi jika berat badan kurang dari 2 setengah kg, kita kategorikan  berar badan rendah untuk bayi baru lahir.

Status gizi berdasarkan tinggi atau panjang badan, misalnya bayi lahir sepanjang 49 cm. Nah kita kategorikan panjang atau tinggi bayi normal, karena menurut grafiknya normal. Tapi misalnya bagaimana dia lahir dengan 46 cm, dia pendek. Artinya status gizi kalau kita gunakan panjang badan sebagai parameter maka kita akan mendapatkan istilah anak yang pendek, tinggi yang normal, atau anak yang tinggi. Maka tidak bisa “ ih anaknya pendek “ tapi tidak kita ukur. Karena pendek atau tinggi baru bisa kita nilai kalau ada ukuran tinggi atau panjang badan.

Ya, betul sekali. Orang tua memang seharusnya memantau, kenapa? agar, nantinya jika ada masalah akan segera ditemukan, istilahnya itu “ deteksi dini “. Jadi ibaratnya, kalau misalkan anaknya lahir. Lahirnya normal berat badannya, kemudian anak baru lahir diberikan asi. Eh ternyata tidak dipantau-pantau berat badannya terus menerus, setiap bulannya tidak ditimbang. Tidak taunnya setelah 5 bulan, ternyata naiknya cuman 1 kg. Seandainya orang tua melakukan pemantauan pertumbuhan setip bulan secara teratur, maka jika “ wah berat badan anak saya seharusnya 8 ons, tapi ternya cuman naiknya 6 ons “ kurang 2 ons berarti. Nah kalau orang tuanya nimbang saat itu, maka akan ketemu “anak saya kenapa ?.“ Nanti si ibu akan konsultasi menyusui misalkan, atau anaknya sudah MP ASI dan naikknya seharusnya 3 ons perbulan, ternya tidak naik sama sekali. Sehingga orang tua disarankan untuk konsultasi gizi, MP ASI nya seperti apa. Artinya bagaimana orang tuanya tau ada masalah pada anak kalau orang tua tidak nimbang, karena tidak bisa main terawang, “ aduh kayaknya berat badannya 6 kg “ tidak bisa seperti itu. Harus ditimbang dengan baik sehingga kita dapat ukurannya.