Gadget dan Televisi Pengaruhi Perilaku Anak

Oleh : dr. Asrawati, Sp. A (K), M. Biomed, dr. Wati, dr. Laura Zeffira, Sp. A, M. Biomed dan dr. Riri Prima Yoland, Spm KFR

Editor : Rahmah El Fauziah

Tumbuh kembang anak dipengaruhi pola asuh orangtua dalam mendidiknya sedari diri. Penggunaan gadget dan televisi sebagai media mengasuh anak agar tenang dan tidak menangis merupakan cara mendidik yang salah.

Menurut salah seorang dokter anak, dr. Asrawati, Sp. A (K), M. Biomed atau akrab dipanggil dr. Wati, mengatakan kebanyakan permasalahan orangtua dalam tumbuh kembang anak adalah mengasuh anak dengan membiarkan mereka melihat gadget dan memberi tontonan di televisi. Pola asuh seperti ini merupakan hal yang keliru, dan dapat merusak anak yang salah satu dampaknya nanti anak dapat mengalami telat bicara dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Televisi dan gadget hanya dapat dilihat dan didengar oleh anak, tidak untuk berinteraksi. Sehingga, dapat mempengarui gangguan fungsi bicara pada anak. Ada tiga pola asuh pada anak. Diawali dengan mengasuh anak yang melibatkan peran nutrisi. Kemudian asih, yakni kasih sayang kedua orangtua. Selanjutnya asah, pendidikan latihan belajar pada anak.

Artinya sebelum anak berusia dua tahun tidak direkomendasikan menggunakan gadget dan menonton televisi. Tiga hingga lima tahun pun anak hanya dibolehkan menggunakan gadget dan televisi selama satu jam. Selanjutnya, tiga jam untuk anak usia 5-15 tahun.

Hal yang sering dihadapi para orangtua adalah si anak sulit berbicara. Ternyata, penyebabnya pola asuh yang salah yakni bantuan gadget dan televisi. Dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan orangtua memantau perkembangan anak sedari diri sembari tidak memberikan tontonan dari televisi dan gadget. 

Sama seperti dr. Wati, dr. Laura Zeffira, Sp. A, M. Biomed seorang dokter spesialis anak dan dr. Riri Prima Yoland, Spm KFR seorang dokter rehabilitasi berpendapat mengenai pola asuh anak dengan mengenalkan lingkungan sekitarnya dalam peran optimalisasi tumbuh kembang anak. Selain itu, mengajak anak untuk mengenal lingkungan sekitarnya, biarkan mereka berkumuh-kumuh agar mampu beradaptasi.