Penyebab Pemberontakkan pada Remaja (2)
Klinik My Lovely Child (MLC)Editor : Rahmah El Fauziah
Depresi
Bullying dapat menjadi penyebab pemberontakan pada masa remaja karena tindakan tersebut menghasilkan perlakuan yang tidak adil, merendahkan, atau menyakiti secara fisik, emosional, atau verbal terhadap remaja yang menjadi korban. Remaja yang mengalami bullying mungkin merasa terancam, tidak aman, dan tidak dihormati oleh orang lain.
Dengan bullying dapat menciptakan perasaan rendah diri, rasa malu, dan ketidakmampuan untuk melawan atau menghindari situasi pada remaja. Sebagai respons terhadap perlakuan yang tidak adil tersebut, remaja mungkin merespons dengan perilaku pemberontakan sebagai cara untuk melindungi diri, mengekspresikan ketidakpuasan, atau melawan balik terhadap penganiayaan yang mereka terima. Pemberontakan dapat menjadi upaya mereka untuk menghentikan bullying, mencari dukungan dari orang lain, atau membangun kembali rasa harga diri yang terpengaruh. Dalam beberapa kasus, pemberontakan juga dapat menjadi bentuk pembelaan diri atau perlindungan terhadap diri sendiri dari tindakan bullying yang berkelanjutan.
Kekecewaan
Kekecewaan dapat menjadi penyebab pemberontakan pada masa remaja karena remaja sering memiliki harapan, impian, atau ekspektasi yang tinggi terhadap diri mereka sendiri, orang lain, atau situasi tertentu. Ketika harapan atau keinginan mereka tidak terpenuhi, mereka dapat merasa frustrasi, kecewa, atau tidak puas.
Kekecewaan ini dapat memicu rasa ketidakpuasan dan membangkitkan dorongan untuk melawan atau mencari cara untuk mengubah situasi yang mengecewakan tersebut. Remaja mungkin merespons dengan perilaku pemberontakan sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka, mencari keadilan, atau mencoba mencapai tujuan atau keinginan mereka yang tidak terpenuhi. Pemberontakan dapat menjadi upaya mereka untuk mengatasi kekecewaan, meraih kontrol, atau mendapatkan pengakuan terhadap nilai-nilai, keinginan, atau hak mereka sebagai remaja.
Kesedihan
Kesedihan dapat menjadi penyebab pemberontakan pada masa remaja karena perasaan sedih yang mendalam dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan mental remaja. Kesedihan yang intens dapat timbul dari berbagai faktor seperti kehilangan, kegagalan, atau perasaan tidak dihargai.
Remaja yang merasakan kesedihan mungkin mengalami perasaan putus asa, kehilangan minat pada kegiatan sehari-hari, dan kesulitan dalam mengatasi tekanan hidup akan merasakan ketidakadilan, ketidakpuasan, atau ketidakmampuan untuk merasakan kebahagiaan. Sebagai respons terhadap kesedihan yang mereka rasakan, remaja mungkin merespons dengan perilaku pemberontakan sebagai upaya untuk melawan atau menghindari perasaan negatif tersebut. Pemberontakan dapat menjadi cara bagi mereka untuk mencari pemahaman, perubahan, atau kenyamanan. Selain itu, perilaku pemberontakan juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan yang terpendam, memperoleh perhatian, atau menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap kehidupan mereka.
Leave A Comment