Tahap Perkembangan Bahasa pada Anak

Klinik My Lovely Child (MLC)

Editor : Rahmah El Fauziah

Tahap Pengocehan / Babbling Stage

Tahap perkembangan bahasa  “ocehan” atau “babbling stage” adalah salah satu tahap penting dalam perkembangan bahasa anak  yang biasanya terjadi pada sekitar 6 hingga 12 bulan. Pada tahap ini, anak-anak mulai bereksplorasi dengan suara-suara dan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh mulut mereka, yang kemudian akan menjadi dasar bagi perkembangan bahasa yang lebih kompleks.

  1. Repetisi bunyi: anak akan mengulangi bunyi-bunyi yang mereka dengar, seperti “ba-ba,” “da-da,” atau “ma-ma.”

  2. Variasi bunyi: anak akan menciptakan berbagai macam bunyi dengan lidah dan bibir mereka dengan mencoba berbagai kombinasi bunyi vokal dan konsonan, bahkan jika belum memiliki pemahaman bahasa yang sebenarnya.

  3. Eksperimen dengan intonasi: anak mulai memainkan intonasi dan ritme dalam ocehan mereka. Mereka mungkin meningkatkan volume, mengubah nada, atau mengulangi pola bunyi untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan.

  4. Tidak ada arti yang konsisten: meski ocehan anak  belum memahami kata atau frasa dengan makna tertentu, dalam artian ocehan mereka merupakan latihan fisik untuk mengendalikan alat bicara mereka.

  5. Proses pembelajaran: ocehan mungkin terdengar acak, tahap ini adalah langkah awal dalam pembelajaran bahasa.

  6. Interaksi sosial: anak sering mengoceh sebagai bagian dari interaksi sosial. Mereka akan merespons suara-suara yang mereka dengar dari orang dewasa dan anak-anak lain dalam upaya untuk berkomunikasi.

Tahap Satu Kata / Holofrase

Tahap satu kata atau holofrase, adalah tahap perkembangan bahasa setelah tahap ocehan atau babbling yang telah dijelaskan sebelumnya. Tahap ini biasanya terjadi pada anak usia 12 hingga 18 bulan. Pada tahap ini, anak-anak mulai menghasilkan kata-kata tunggal atau frasa pendek yang memiliki makna khusus, meskipun penggunaannya sering sederhana dan kontekstual.

  1. Kata-kata tunggal : anak pada tahap ini biasanya menggunakan kata-kata tunggal untuk mengungkapkan kebutuhan, keinginan, atau perasaan mereka. Contohnya, mereka mungkin mengucapkan “susu” untuk meminta susu atau “mama” untuk memanggil ibu mereka.
  2. Makna kontekstual : anak mengucapkan makna yang sangat tergantung pada konteks. Misalnya, “bola” bisa berarti mereka ingin bermain bola atau melihat bola, tergantung pada situasi.
  3. Ekspresi keinginan : anak mulai mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Ini dapat mencakup permintaan, penolakan, atau pengenalan objek dan orang di sekitar mereka.
  4. Penyederhanaan bahasa : bahasa pada tahap ini cenderung sangat sederhana. Anak-anak belum memahami struktur bahasa yang lebih kompleks.
  5. Gestur : pada tahap ini anak menggunakan kata tunggal sambil menggunakan ekspresi tubuh untuk membantu komunikasi mereka. Misalnya, mereka mungkin mengacungkan tangan ke arah objek yang mereka inginkan sambil mengucapkan kata “itu.”.
  6. Perlu pemahaman orang dewasa: walau anak mulai menggunakan kata-kata tunggal, orang dewasa perlu memahami konteks dan tindakan anak-anak untuk mengartikan apa yang mereka maksudkan.
    1.