Cegah Stunting dengan MP ASI Protein Hewani!
Oleh: Dr. dr. Zuhrah Taufiqa, M. Biomed (Doktoral Ilmu Gizi-Dosen FK UNP)Editor : Rahmah El Fauziah
SATU dari empat balita aset generasi bangsa Indonesia dari Sumatera Barat yangmerupakan mengalami stunt- ing. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi stunting Sumatera Barat bahkan melebihi angka rata-rata nasional, mencapai 25,2%, dibandingkan 21,6%. Fakta ini mengejutkan, terutama mengingat Sumatera Barat yang memiliki sebutan sebagai “lumbung padi” dan wilayah dengan konsep lumbung pangan (food estate). Secara umum, istilah tersebut mencirikan kemampuan daerah tersebut dalam menyediakan produksi pangan yang mencukupi. Namun, data stunting yang tinggi menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara potensi pertanian dan kesehatan anak- anakStunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh permasalahan gizi kronis. infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. Berdasarkan grafik pertumbuhan WHO, seorang anak dengan tinggi badan =-2 standar deviasi median pertumbuhan anak dikatakan mengalami stunting atau pendek. Stunting berdampak buruk terhadap kecerdasan dan produktivitas individu sertapeningkatan risiko kejadian berbagai penyakit degeneratif di masa depan. Seorang anak berpotensi terlambat masuk sekolah, kehilangan IQ (Intelli- gence Quotient) 10-15 poin, dan memiliki prestasi akademik yang lebih buruk. Stunting tidak terjadi dalam hitungan hari atau minggu dan lingkaran stunting yg akan berulang pada generasi selanjutnya jika asupan gizi tidak diperbaiki.Percepatan penurunan prevalensi stunting sangat diperlukan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Kebijakan anggaran fungsi kesehatan pada tahun 2024 diarahkan untuk akselerasi penurunan stunting dan melanjutkan transformasi sistem kesehatan. Untuk mencapai target angka stunting di Indonesia tahun ini dengan persentase 14%, yang berarti bahwa angka stunting harus turun 7,6%, maka dilakukan beberapa strategi. Salah satu intervensi gizi spesifik yang dilaksanakan adalah peningkatan konsumsi protein hewani pada masa pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) di saat anak berusia 6-23 bulan. “MP ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting” dengan slogan “MP ASI Berkualitas untuk Generasi Emas menjadi tema yang diangkat pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024 ini.Intervensi ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang peran krusial protein hewani dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak- anak. MP ASI, sebagai makananpendamping yang diberikan saat bayi berusia 6-23 bulan, menjadi fase kritis dalam menyediakan nutrisi yang memadai bagi anak-anak yang sedang mengalami pertumbuhan pesat. MP ASI diberikan untuk mencukupi kebutuhan anak sejak usia 6 bulan (180 hari) karena ASI saja (eksklusif) tidak lagi mampu memenuhi semua kebutuhan energi anak untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, penting sekali untuk memperhatikan kualitas gizi dari asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak sehari-hari di periode emas tumbuh kembang anak ini.
Beragam penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi protein hewani dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Intervensi spesifik gizi yang diperlukan adalah peningkatan konsumsi protein hewani yang berperan dalam upaya pencegahan stunting. Protein berperan dalam pertumbuhan sel-sel tubuh anak yang berada pada fase growth spurt/percepatan pertumbuhan. Konsumsi telur sebagai contoh pangan hewani yang murah dan mudah didapatkan telah terbukti efektif dapat mencegah risiko stunting pada balita. Konsumsi produk susu dapat meningkatkan kadar Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-1) dan mempercepat pertumbuhan linier anak. Konsumsi daging merah dapat meningkatkan kemampuan aritmatika dan aktivitas fisik. Konsumsi ikan dapat meningkatkan fungsi kognitif anak dan menurunkanprevalensi infeksi dan anemia. Namun, variasi makanan harian yang mengandung gabungan dari sumber protein hewani dan nabati, makanan pokok, serta sayur dan buah merupakan anjuran utama dalam upaya pencegahan stunting. Semakin bervariasi konsumsi makanan semakin besar kemungkinan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipenuhi.
Makanan bervariasi juga meningkatkan keragaman mikroba usus yang penting dalam proses pencernaan dan kesehatan balita. Dengan demikian, menu tunggal pada pemberian MP ASI bukanlah pilihan ideal bagi anak karena tidak mampu mencukupi semua kebutuhan zat gizi mereka yang meliputi makro dan mikronutrien lengkap dalam konsep MP ASI bergizi seimbang.Pemilihan tema ini pada Hari Gizi Nasional mencerminkan komitmen bersama untuk mengatasi masalah stunting secara spesifik dengan fokus pada aspek protein hewani.. Diharapkan masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait dapat bersama-sama mendukung implementasi kebijakan dan program- program gizi yang memprioritaskan peningkatan konsumsi protein hewani pada MP ASI. Hal ini menjadi langkah penting dalam upaya bersama untuk menciptakan generasi emas yang kuat, sehat, berkualitas, dan bebas dari dampak stunting. (***)
Leave A Comment