Hidrasi memegang peran penting dalam menjaga kinerja otak. Sekitar 75% dari otak manusia terdiri dari air, sehingga kekurangan cairan sekecil apa pun dapat berdampak pada fungsi kognitif, konsentrasi, hingga suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi ringan—bahkan hanya 1-2% dari berat badan—dapat menyebabkan penurunan fokus, memperlambat waktu reaksi, dan meningkatkan rasa lelah. Hal ini sangat berpengaruh bagi pelajar, pekerja kantoran, serta siapa pun yang membutuhkan konsentrasi tinggi dalam aktivitas sehari-hari.

Selain itu, hidrasi yang cukup juga berhubungan erat dengan kesehatan mental. Ketika tubuh kekurangan cairan, produksi hormon stres seperti kortisol dapat meningkat, menyebabkan kecemasan dan sulit berpikir jernih. Sebaliknya, konsumsi air yang cukup membantu mengoptimalkan aliran darah ke otak, mendukung fungsi sel saraf, serta meningkatkan mood dan produktivitas.

Tak hanya jumlah air yang diminum, tetapi juga jenis cairan yang dikonsumsi turut mempengaruhi performa otak. Air putih tetap menjadi pilihan terbaik, tetapi cairan dari buah-buahan, sayuran, serta minuman elektrolit alami juga dapat membantu menjaga keseimbangan hidrasi tubuh. Sebaliknya, konsumsi berlebihan minuman berkafein atau bersoda justru dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak diimbangi dengan asupan air putih yang cukup.

Menjaga hidrasi yang optimal tidak hanya bermanfaat bagi tubuh tetapi juga untuk meningkatkan ketajaman berpikir dan daya ingat. Maka, membiasakan diri untuk minum air secara teratur dapat menjadi langkah sederhana namun efektif dalam mendukung kesehatan otak dan meningkatkan performa dalam aktivitas sehari-hari.

Jumlah minimal konsumsi air yang disarankan bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan. Namun, secara umum, rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI dan Institute of Medicine (IOM) adalah:

🔹 Pria dewasa: 2,5 – 3 liter per hari (sekitar 10-12 gelas)
🔹 Wanita dewasa: 2 – 2,5 liter per hari (sekitar 8-10 gelas)
🔹 Anak-anak (4-8 tahun): 1,2 liter per hari
🔹 Remaja (9-18 tahun): 1,5 – 2 liter per hari
🔹 Ibu hamil: Tambah sekitar 300 ml per hari
🔹 Ibu menyusui: Tambah sekitar 700 ml per hari

Namun, kebutuhan ini bisa meningkat jika seseorang:
✅ Banyak beraktivitas fisik atau berolahraga
✅ Berada di lingkungan panas atau lembap
✅ Mengonsumsi makanan tinggi garam atau protein
✅ Mengalami kondisi tertentu seperti demam, muntah, atau diare

Sebagai patokan sederhana, jika warna urine cenderung jernih atau kuning muda, artinya tubuh terhidrasi dengan baik. Jika urine berwarna kuning tua atau pekat, itu bisa menjadi tanda dehidrasi dan perlu meningkatkan konsumsi air.